TpC6TpY8TfW5GSM5GfAiGfApBA==

Kepergian Emillia Augustina Ratulangi: Ketika Perjuangan Kemerdekaan Tak Lagi Punya Tempat di Tanah Air.


Denpasar, Polemink.idHari ini, Indonesia kehilangan salah satu saksi sejarah perjuangan kemerdekaan. Emillia Augustina Pangalila Ratulangi, putri pahlawan nasional Dr. Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi, berpulang dalam usia 98 tahun. Sosoknya bukan sekadar pewaris nama besar, tetapi juga bagian dari sejarah panjang perjuangan bangsa. Namun, di balik kisah kepahlawanan itu, terselip ironi: keluarga Sam Ratulangi akhirnya memilih menetap di Belanda, meninggalkan tanah air yang telah diperjuangkan dengan darah dan air mata.


Keputusan untuk pergi bukanlah pilihan yang mudah. Sejarah mencatat bahwa pasca-kemerdekaan, banyak pejuang dan keluarganya justru menghadapi tekanan, kesulitan ekonomi, dan ketidakpastian masa depan. Mereka yang telah mengorbankan segalanya demi Indonesia justru merasa terasing di negeri sendiri. Dalam kasus keluarga Sam Ratulangi, ketidakjelasan arah bangsa dan minimnya penghargaan terhadap perjuangan para pendahulu membuat mereka kehilangan harapan di tanah air.


Fenomena ini bukan hanya dialami oleh keluarga Sam Ratulangi. Banyak pejuang lainnya yang akhirnya harus mencari kehidupan di luar negeri karena merasa pengorbanan mereka dilupakan. Seolah-olah panah yang dilepaskan dengan cita-cita mulia justru meleset dari sasarannya atau bahkan diabaikan. Ini menjadi cerminan bahwa penghormatan terhadap sejarah perjuangan kemerdekaan tidak selalu berjalan sebagaimana mestinya.


Sebagai bangsa, kita harus bertanya: Apakah kita hanya mengenang para pejuang dalam buku sejarah dan monumen, ataukah kita benar-benar menghayati serta meneruskan nilai-nilai yang mereka perjuangkan? Kepergian Emillia Augustina Ratulangi seharusnya menjadi pengingat bahwa sejarah bukan sekadar lembaran masa lalu, tetapi amanah yang harus dijaga agar kita tidak mengulangi kesalahan yang sama.


Mungkin sudah saatnya kita merenungkan kembali arah bangsa ini. Apakah kita masih berjalan di jalur yang sesuai dengan cita-cita para pejuang kemerdekaan? Ataukah kita telah kehilangan arah panah yang pernah dilepaskan menuju Indonesia yang merdeka, adil, dan sejahtera?


Semoga KBRI Den Haag memberi perhatian dan sedikit menutup luka yang masih membekas di hati mereka yang terlupakan.


Selamat jalan, Tante Emillia. Beristirahatlah dalam damai.

Comments0

Type above and press Enter to search.