
POLIMIK INDONESIA Halmahera Selatan —
Upaya sejumlah wartawan di Kabupaten Halmahera Selatan untuk membangun komunikasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) berakhir mengecewakan. Pasalnya, Kepala DP3AKB, Karima Nasaruddin, justru bersikap dingin dan dinilai enggan membuka ruang kerja sama yang sehat dengan media.
Koordinasi sudah dilakukan. Komunikasi sudah dibangun. Namun, respons dari Karima disebut tak hanya datar, tapi juga terasa memojokkan. Beberapa wartawan bahkan mengaku diperlakukan seolah-olah kehadiran mereka dianggap mengganggu.
“Kami datang bukan untuk mencari masalah. Kami hanya menjalankan tugas jurnalistik, meliput kegiatan dinas, menyampaikan informasi kepada publik. Tapi malah disambut dengan sikap yang seolah menutup diri,” ujar salah satu wartawan lokal.
Sikap Karima yang terkesan menutup akses komunikasi dan menghindari klarifikasi memicu sorotan tajam. Wartawan yang selama ini aktif meliput program-program pemerintah daerah berharap ada keterbukaan dan kemitraan yang sehat, bukan jarak yang justru merusak kepercayaan publik.
Yang membuat semakin disesalkan, setelah dilakukan koordinasi secara berulang dan dengan cara yang baik, tak satu pun respons positif diterima. “Kalau koordinasi kami saja diabaikan, lalu siapa yang mau diajak bicara oleh dinas ini?” cetus wartawan lainnya.
Fenomena ini menjadi cermin bahwa tidak semua pejabat siap terbuka terhadap kritik atau bahkan terhadap kehadiran media. Padahal, media bukan musuh. Justru menjadi jembatan penting antara pemerintah dan masyarakat.
Sampai berita ini diturunkan, Karima Nasaruddin belum memberikan klarifikasi resmi. Beberapa wartawan mengaku sudah mencoba menghubungi lewat berbagai jalur, namun tidak mendapat tanggapan berarti.
Jika sikap seperti ini terus dibiarkan, bukan hanya hubungan media dan pemerintah yang terganggu, tetapi juga hak masyarakat untuk mendapatkan informasi yang utuh dan jujur.
Comments0