Polemik Lampung - Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung hari ini mengukuhkan Prof. Ir. H. Andi Thahir, S.Psi., M.A., Ed.D sebagai Guru Besar Psikologi Pendidikan dalam sebuah sidang terbuka di Gedung Ballroom kampus. Namun, lebih dari sekadar seremoni akademik, pengukuhan ini menjadi panggung kritik tajam terhadap dunia pendidikan yang mulai kehilangan arah di tengah gelombang disrupsi sosial dan teknologi.
Lewat orasi ilmiahnya bertajuk “Sinergi Kecerdasan: Mengupas Peran IA, EI, dan SI dalam Mencegah Kecurangan Akademik”, Prof. Andi menyuguhkan analisis tajam soal realitas pendidikan saat ini. Ia menyoroti betapa derasnya arus teknologi — khususnya kecerdasan buatan — telah mengubah cara manusia belajar, bekerja, bahkan berpikir.
“Kita hidup di zaman tanpa batas. Mobilitas global dan kecanggihan AI telah mempercepat banyak hal, tetapi juga membuka ruang lebar bagi penyimpangan etika, termasuk dalam dunia akademik,” tegasnya.
Menurut Prof. Andi, kemajuan digital memang menawarkan kemudahan, tetapi sekaligus menyingkap sisi gelap: karakter manusia yang melemah, etika yang memudar, dan fenomena curang yang makin lihai bersembunyi di balik teknologi. Ia menyebut ini sebagai efek samping dari disrupsi sosial — gejala yang mengancam akar moral generasi muda.
Untuk menanggapi tantangan itu, Prof. Andi menawarkan pendekatan triple intelligence: Intellectual Ability (IA) untuk memperkuat daya nalar, Emotional Intelligence (EI) untuk menjaga kestabilan emosi dan empati, serta Spiritual Intelligence (SI) untuk membangun nilai hidup yang berakar pada kebenaran dan integritas.
“Tanpa fondasi nilai yang kuat, kecerdasan hanya akan melahirkan manipulasi. Dunia pendidikan harus membentuk manusia utuh, bukan sekadar individu ber-IPK tinggi tapi minim moral,” tegasnya.
Ia menyindir sistem pendidikan yang terlalu terfokus pada capaian akademik, namun lalai membangun ketahanan karakter. Dalam konteks ini, menurut Prof. Andi, lembaga pendidikan mesti bertransformasi dari sekadar institusi penghasil gelar menjadi benteng terakhir penjaga nilai.
Pengukuhan ini tak hanya menandai pencapaian pribadi Prof. Andi Thahir, tetapi juga menggemakan pesan penting: pendidikan masa kini butuh lebih dari sekadar kecerdasan kognitif. Ia butuh roh, nurani, dan keteladanan. Tanpa itu, kemajuan teknologi justru akan mempercepat kehancuran moral kolektif.
Redaksi Lampung
Comments0